Table of Contens:
Media Informasi atau Sensasi? Media Dituntut Lebih dari Sekadar Hiburan
Dalam era digital yang semakin bising, muncul pertanyaan penting: apakah media kini lebih condong sebagai penyampai berita atau penyedia hiburan? Ketika media dituntut lebih dari sekadar menyampaikan informasi, masyarakat mulai menyoroti arah dan tanggung jawab etis yang harus dipegang oleh para pelaku industri ini.
Sensasi Mengalahkan Informasi
Frasa “ketika media dituntut lebih dari” tak lagi sekadar retorika. Di tengah persaingan klik dan algoritma media sosial, banyak media memilih judul sensasional dan tayangan dramatis demi meningkatkan trafik. Akibatnya, batas antara berita faktual dan hiburan menjadi kabur. Masyarakat pun mulai kehilangan kepercayaan karena merasa lebih sering disuguhi sensasi ketimbang informasi bernilai.
Peran Media: Menghadirkan Informasi atau Sensasi?
Tak dapat dimungkiri, media memiliki peran vital sebagai penjaga demokrasi. Namun, ketika fokus bergeser ke rating dan viralitas, fungsi edukatif dan kontrol sosial ikut terabaikan. Banyak laporan penting tentang isu lingkungan, kebijakan publik, dan HAM tersingkir oleh gosip selebritas atau konten kontroversial yang disengaja untuk mengundang reaksi emosional.
Jurnalisme Berkualitas Masih Ada Harapan
Sebagian jurnalis dan redaksi mulai merespons tekanan ini dengan lebih selektif dalam memilih angle berita dan meningkatkan transparansi sumber informasi. Beberapa media independen bahkan mulai mengedepankan jurnalisme solusi, yaitu pendekatan berita yang tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan jalan keluar dan inspirasi.
Tanggung Jawab Juga Ada di Tangan Publik
Meski demikian, tanggung jawab untuk menyaring konten juga ada di tangan konsumen media. Ketika publik hanya mengonsumsi konten hiburan, algoritma pun mengutamakan jenis konten tersebut. Di sinilah pentingnya literasi media—kemampuan masyarakat untuk mengenali, memahami, dan mengevaluasi isi media secara kritis.
Penutup: Menyelaraskan Informasi dan Hiburan
Kesimpulannya, ketika media dituntut lebih dari sekadar menjadi alat hiburan, baik produsen maupun konsumen informasi harus mengambil peran aktif. Media harus kembali ke fungsinya sebagai penyampai informasi yang mendidik dan memperkaya wawasan publik, bukan semata-mata penggugah emosi sesaat.